Sabtu, 02 Februari 2013

Sinopsis Novel


RUMAH DEBU
Pengarang : Sandi Firly
Penerbit     : Tahura Media
Tahun        : 2010

Novel berawal dengan perjalanan tokoh Rozan dari Martapura ke Kota Rantau. Perjalanannya dihiasi dengan debu jalanan, kemacetan, dan hingar-bingar suara truk batubara. Dia dikirim untuk menjadi guru di sebuah pesantren setelah menamatkan pendidikan di pesantren Martapura. Rozan adalah seorang remaja yang cakap terhadap teknologi komunikasi. Dia sering mencari informasi tentang lingkungan hidup lewat internet.   Rozan merasa kurang nyaman dengan aktivitas pertambangan batubara yang membuat rumah-rumah berdebu dan rusaknya lingkungan hidup. Apalagi ia harus selalu waspada di jalan raya karena ulah supir-supir truk batubara yang ugal-ugalan di jalanan. Kemudian konflik-konflik yang terjadi di masyarakat, masalah pertikaian para preman yang memperebutkan uang jatah keamanan truk-truk yang melalui kawasan yang dikuasai mereka, termasuk uang santunan bagi keluarga yang anggota keluarganya tewas tertabrak truk batu bara. Pertikaian itu kadang membawa korban jiwa.

Rasa dendam Ibu Diyang kepada suaminya, Pak Ismail  yang kawin  lagi tanpa pengetahuannya membuat ibu Diyang menceritakan tentang siapa Rozan sesungguhnya, sehingga hal itu menyakiti perasaan Rozan. Ibu Diyang baru saja mengetahuinya dalam 1 bulan sedangkan perkawinan itu sudah berlangsung hampir 10 tahun. Ternyata isteri kedua Pak Ismail adalah Sarah Hidayati yang sekarang tinggal di Yogyakarta, ibu kandung Rozan. Guru Aran dan ibu Marhamah yang selama ini dikenalnya sebagai orang tuanya ternyata hanya orang tua angkat. Ibu Diyang menjadi dalang yang merubah hidup Rozan dan membawa kepada  pembongkaran segala rahasia riwayat hidupnya yang tersimpan kukuh oleh Guru Aran. Guru Zaman, Ibu Marhamah, Zahra dan Sarah sendiri. Rahasia  yang tersimpan begitu kukuh selama 16 tahun hanya dalam beberapa bulan diketahui mudah oleh Ibu Diyang melalui siasatnya.
Sarah adalah seorang santri di pesantren Guru Aran. Dia diperkosa oleh Jantra ketika  masih berusia muda. Jantra kemudian lari meninggalkan tanggung jawab, sehingga Sarah hamil sampai melahirkan Rozan harus menghadapi pahit getir kehidupan sendiri. Akhirnya bayi Rozan diletakkan di depan rumah guru Aran agar diadopsi. Sementara itu Sarah minggat  ke Yogyakarta. Zahra adalah teman dekat Sarah yang membantu persalinan dan yang meletakkan bayi Rozan di depan rumah Guru Aran. Zahra selama ini selalu memantau perkembangan Rozan dan mengabarkannya kepada Sarah.
Pada saat  Sarah pulang ke Martapura untuk menemui Guru Aran dan menemui Rozan, Rozan diculik oleh orang-orang suruhan Ibu Diyang. Dia disekap di sebuah rumah tua. 
Sementara itu terjadi perkelahian antara Udin Tungkih, preman suruhan Ibu Diyang dengan Jantra, preman suruhan Pak Ismail. Perkelahian sementara berakhir dengan larinya Udin Tungkih. Dia lari dan sembunyi di rumah tua tempat Rozan disekap. Ternyata Jantra mengikutinya sampai ke tempat itu. Perkelahian terjadi lagi di rumah itu, hingga akhirnya Jantra roboh. Udin tungkih dan teman-temannya diringkus polisi. Jantra di bawa ke rumah sakit dengan ambulan. Di mobil ambula tersebut ada Guru Zaman, Rozan, Sarah, dan Zahra. Akhirnya Rozan mengetahui siapa ayah kandungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar